Assalamualaikum Wr Wb
Hai kawan,sobat,om,tante dll,pa kabar,semoga baek selalu, ane mau share lagi neh....,beberapa minggu belakangan daerah kami rame lagi masalah flu burung, semua yang punya unggas baik aneka burung,ayam,dll harus lapor ke dinas peternakan setempat untuk di periksa dan mendapatkan sertifikat yang membuktikan bahwa unggas yang dipelihara kondisinya sehat wal afiat,hemmm.....kebetulan para temen kicau mania sekitar pada ikut daftar, ane juga ikut daftarin, dan ternyata mudah lho.....,tinggal dateng ke kantor dinas peternakan dan kesehatan hewan daerah setempat, isi formulir,data tentang hewan peliharaan,ada sedikit tanya jawab seputar hewan piaraan, terus jadi deh.....,dapet 2 lembar, 1 stiker buat ditempel didepan rumah dari dinas peternakan dan kesehatan hewan setempat, 1 lagi sertifikat data kepemilikan hewan + kondisi kesehatan hewan yang dipelihara,dan sertifikat ini berlaku untuk 6 bulan kedepan, intinya sih, untuk mengendalikan agar jangan terjangkit penyakit,apalagi Flu burung,adalah jaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar rumah, dan rutinkan semprot disinfektan/minggu/bulan untuk mengendalikan kuman,virus atau penyakit yang timbul baik untuk hewan yang kita pelihara ataupun juga bagi kita,
Nah...kawan,ada artikel yang berkaitan dengan Flu burung,ane copy dari blog tetangga(muraibatusumatera.blogspot.com)dikutip lengkap dari tulisan Dr. drh, Edi Boedi Santoso, MP
(Dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM Yogyakarta)
2. Anggapan bahwa semua unggas dapat terinfeksi AI-H5N1 adalah kurang benar karena virus tersebut terutama menyerang ayam, burung puyuh, kalkun, dan burung unta.
3. Sampai dengan saat ini belum ada bukti ilmiah yang menyetakan merpati, perkutut, derkuku, cendet, cucakrawa, murai batu, kutilang, parkit, kenari dan burung ocehan lainnya terinfeksi AI-H5N1. Jika aksi tindakan pemusnahan terhadap burung jenis tersebut merupakan tindakan yang kurang bijaksana dan cenderung merugikan masyarakat.
4. Entok, angsa, itik, dan unggas air di laut terbukti secara normal membawa virus AI-H5N1. Unggas air itu dapat hidup sehat dan normal meski di dalam tubuhnya dijumpai adanya virus tersebut. Pemusnahan unggas yang sehat merupakan tindakan yang kurang bijaksana. Unggas tersebut telah ribuan tahun menjadi tempat hidup virus AI-H5N1.
5. Vaksinasi unggas dengan menggunakan vaksin AI H5N1 sejak tahun 1994 telah DILARANG di Jerman dan negara maju lainnya karena vaksinasi justeru dapat membahayakan kesehatan manusia. Vaksinasi di suatu daerah tidak dapat memusnahkan 100% virus AI H5N1 di daerah tersebut sehingga justeru berpotensi untuk memunculkan wabah virus pada unggas pada tahun berikutnya setelah vaksinasi.
6. Metode Rapid Test atau tes cepat tidak bisa dipakai untuk meneguhkan diagnosa terinfeksi AI H5N1.Tindakan pemusnahan unggas sehat yang didasarkan dari hasil uji dengan Rapid Test di lapangan sangat merugikan masyarakat.
Salam,
Merespon adanya kasus flu burung di Indonsia yang telah
menimbulkan panik dan rasa takut pada sebagian masyarakat serta cenderung
menimbulkan konflik horizontal antara pemelihara unggas dengan warga
sekitar dengan ini saya memberikan informasi berkaitan dengan Flu Burung.
Dari berbagai literatur yang saya baca dan dari pengetahuan
yang saya peroleh selama studi di Institut Unggas Tier Medizin,
Ludwig Maximilians Universitaet Muenchen Jerman, diperoleh
informasi bahwa:
1. Virus Avian Influenza (AI) tipe A subtipe H5N1 yang
berasal dari ayam tidak dapat menular ke manusia karena adanya perbedaan
reseptor sel ungas dan sel manusia untuk virus tersebut. Jika virus tersebut
dapat menular, ke manusia maka yang berpeluang terinfeksi terlebih dahulu
adalah para dokter hewan, peneliti virus AI-H5N1 di laboratorium,
pemelihara ayam, pekerja kandang, pemotong dan penjual ayam.
2. Anggapan bahwa semua unggas dapat terinfeksi AI-H5N1 adalah kurang benar karena virus tersebut terutama menyerang ayam, burung puyuh, kalkun, dan burung unta.
3. Sampai dengan saat ini belum ada bukti ilmiah yang menyetakan merpati, perkutut, derkuku, cendet, cucakrawa, murai batu, kutilang, parkit, kenari dan burung ocehan lainnya terinfeksi AI-H5N1. Jika aksi tindakan pemusnahan terhadap burung jenis tersebut merupakan tindakan yang kurang bijaksana dan cenderung merugikan masyarakat.
4. Entok, angsa, itik, dan unggas air di laut terbukti secara normal membawa virus AI-H5N1. Unggas air itu dapat hidup sehat dan normal meski di dalam tubuhnya dijumpai adanya virus tersebut. Pemusnahan unggas yang sehat merupakan tindakan yang kurang bijaksana. Unggas tersebut telah ribuan tahun menjadi tempat hidup virus AI-H5N1.
5. Vaksinasi unggas dengan menggunakan vaksin AI H5N1 sejak tahun 1994 telah DILARANG di Jerman dan negara maju lainnya karena vaksinasi justeru dapat membahayakan kesehatan manusia. Vaksinasi di suatu daerah tidak dapat memusnahkan 100% virus AI H5N1 di daerah tersebut sehingga justeru berpotensi untuk memunculkan wabah virus pada unggas pada tahun berikutnya setelah vaksinasi.
6. Metode Rapid Test atau tes cepat tidak bisa dipakai untuk meneguhkan diagnosa terinfeksi AI H5N1.Tindakan pemusnahan unggas sehat yang didasarkan dari hasil uji dengan Rapid Test di lapangan sangat merugikan masyarakat.
Informasi di atas diberikan agar masyarakat dan pemerintah
serta KOMNAS FLU BURUNG dapat menyikapi kasus Flu Burung dengan bijaksana.
Salam,
Dr. drh. Edi Boedi Santosa MP
Dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM
source
artikel : Saefanie W
Tidak ada komentar:
Posting Komentar