Minggu, 26 Februari 2012

ALTERNATIF : Puter Pelung sebagai pengganti mesin tetas TELUR MURAI

Assalamualaikum Wr Wb
Hai,bpk/ibu,saudara/kawan...biasa neh,mau share lagi, belajar dari ilmu dan pengalaman beternak perkutut sebelumnya, kita memanfaatkan burung puter/puter pelung/kuk deruk untuk babuan meloloh anakan perkutut umur 5-6 hari (hampir semua puter mampu menjadi babuan), dan juga memanfaatkan jasa puter untuk mengerami telur perkutut hingga menetas ( nah....kalau yang mengerami,terus meloloh sampai besar,harus puter yang terlatih,tidak semua burung puter dapat melakukannya,dikarenakan anakan perkutut yang baru menetas sangatlah kecil,persis seperti anakan murai yang baru menetas, sehingga jika tidak terlatih,maka anakan perkutut itu akan mati terinjak/tergencet oleh tubuh si puter,biasanya kita menaruh anakan perkutut untuk diloloh oleh puter sekitar 5-7 hari setelah dirawat induk perkutut, jadi sudah agak besar,dan kebanyakan burung puter mampu melakukannya, tapi jika dari telur dan dierami,maka haruslah burung puter yang sudah terlatih,jika sudah terlatih,maka si puter akan lebih telaten merawat anakan yang baru menetas tersebut dengan hati-hati dan telaten)...wowwww luarr biasa...Allahu Akbar,maha sempurna Allah menciptakan segala sesuatunya dengan kadar yang seimbang dengan berbagai hikmah dan manfaatnya.....

hemmm..berdasarkan ilmu tersebut, ane coba terapkan di telur murai (ada gambar pendukung dibawah...cari terus kebawah yac...he3x),dan ternyata gak jauh beda dengan telur perkutut, untuk ukuran telur dan size anakan menetas hari ke1, sama persis ukuranya antara perkutut dan murai, jadi yang penting di catat adalah awal telur murai dititipkan pada puter untuk dierami,mendekati hari ke 12-14 kita harus pantau apakah sudah menetas atau belum, jika sudah menetas segera kita ambil dan taruh di inkubator dan segera diloloh sesuai prosedur merawat dan meloloh anakan murai dari umur 1 hari ( liat tips merawat anakan murai umur 1 hari di blog ini ), karena :
1.  Masa mengeram puter/perkutut sekitar 21 hari, sedangkan murai 12-14 hari, dikuatirkan terinjak tidak sengaja/atau malah dicoba diloloh oleh puter yang memuntahkan makanannya kemulut anakan,sehingga dikuatirkan tersedak ,kejadian yang tidak kita inginkan
2. Perbedaan cara melolah anakannya, jika puter/perkutut indukan yang membuka mulut,kemudian anakan memasukan ke mulut indukan,dan indukan memuntahkan susu/makanan yang sudah dicerna kepada anakannya, nah..jika burung kicau seperti murai/kacer/dll,justru terbalik, anakannya yang membuka mulut, induknya yang memasukan makanan kemulut anakan yang terbuka tersebut, ck...ck.....Indah yach....Allah menciptakan mahluknya, ini namanya salah satu AYAT KAUNIYAH, yaitu Allah SWT memberikan bukti nyata melalui mahluk, alam semesta beserta isinyua  yang Allah ciptakan begitu seimbang,penuh hikmah, penuh manfaat yang luar biasa,sehingga mudah2an ini semakin mendekatkan diri kita kepada Yang Menciptakan kita yaitu Allah SWT yang begitu sempurna atas segalanya, Amin ya robbal..alamin
sebagai catatan:
Burung puter adalah burung yang lemah lembut, dan punya jiwa kasih sayang serta jiwa sosial yang tinggi, bahkan jika kita ambil telurnya dan diganti kelereng/batu bulat yang kita cat putih, puter akan tetap mengeraminya dengan taat dan tabah.....ck..ck...dan juga, sebaiknya puter yang dipergunakan seharusnya yang sudah terlatih dan juga berpasangan ada jantan dan betinanya, jika bertelur,jantannya cabut biarkan telur dierami betina, setelah masa eram puter masuk ke 3-4 hari, selipkan 1-2 telur murai yang ingin kita titipkan untuk dierami, hari ke 7 masa pengeraman,ambil telur murai,dan cek fertil atau tidak dengan menggunakan lampu senter, jika gelap semuanya dan telur terisi maka lanjutkan pengeraman, jika masih bening maka tidak fertil /tidak ada embrio yang hidup, hentikan pengeraman dan coba lagi...coba lagi......., kegagalan adalah salah satu proses dari keberhasilan yang tertunda,selamat mencoba
Wassalam,semoga bermanfaat Imanraptor

Jumat, 24 Februari 2012

TIPS : MELOLOH PIYIKAN DARI UMUR 1 HARI


Assalamualaikum Wr Wb,
hai kawan.......ane mau share lagi neh, tentang cara meloloh anakan yang baru netas umur 1 hari, emang bisa?jawabnya :BISA,InsyaAllah...he3x, begini sebetulnya meloloh dari umur 1 hari ini sudah beberapa kali ane lakukan,dikarenakan ada sesuatu hal( misal : cangkang telur masih nempel di badan anakan yang sudah netas,jadi ikut dibuang oleh indukannya,atau telur ditinggal saat pengeraman sudah 12 hari dan ternyata fertil,terpaksa deh taro di inkubator penetasan dan kemudian netas,mao ga mau harus diloloh,dll ),memang idealnya jika mau meloloh sendiri anakan bisa diambil saat anakan telah diloloh indukannya umur 5-6 hari,jadi sudah agak besar tapi mata belum terbuka,peluang hidup tinggi, atau biar diloloh indukannya sampai umur 14 hari,setelah itu dipanen,peluang hidup juga besar dan anakan sehat+lincah, nah kasus meloloh mulai dari umur 1 hari jika terjadi hal diluar perkiraan.......,dah langsung aja yahh(ada gambar pendukung dibawah)
Alat yang dipersiapkan :
1. Inkubator penghangat/kandang kecil yang dikerodong dikasih lampu 5 watt/kardus indomie yang dikasih  lampu 5 watt ( jarak antara lampu dan sarang anakan sekitar 15-20 cm )
2. Sarang diisi daun cemara,yang alasnya di lapisi tissue halus,hari ke3-4 alas tisue diganti langsung  cemara,agar kaki anakan bisa mencengkeram daun cemara
3. Pinset alat penjepit yang terbuat dari bekas sumpit bak mie,ingat ujungnya jangan tajam yach...tapi harus tumpul,supaya tidak melukai mulut anakan/alat penjempit
4. Becombion drops(vit B-12),Kalk, Folamil Vit+mineral, Voer, Cepuk, Spet untuk air

PENTING !!!
1. Umur 1 - 10 hari dikasih full kroto yang bersih,yang sebelumnya dicelupkan ke air hangat yang sudah   ditetesi  Vit b-12
2. Umur 6 - 10 hari di berikan kalk yang telah dipotong kecil,sekecil biji kacang hijau, cukup 1x sehari,ini 
berguna untuk pertumbuhan tulang dan bulu, biasanya jika tak dibantu kalk anakan jadi lambat pertumbuhannya,dan biasanya mudah lumpuh,tidak kuat berdiri 
3. Umur 11 - 12 hari, boleh diberikan Kroto yg telang dicampur Voer basah,sehingga sangat lembek/encer
4. Umur 13 - 14 hari, biasanya burung sudah nangkring dan keluar dari sarang/muar, dan Insya ALLAH 
 telah melewati masa kritisnya,karena berdasarkan pengalaman, masa kritis anakan yaitu umur :  1-10 hari
5. Umur 15 - 30 hari,masih diloloh campuran Voer basah + EF bervariasi( Kroto,jangkrik,UH,Cacing  dll),sambil diberi pakan voer kering yang dihaluskan dicampur kroto/UH yang dilumatkan,umur 20 hari sudah bisa matuk sendiri,dan terbiasa makan Voer

Nah...mungkin segitu dulu yach sharenya, semoga bermanfaat, Wass, imanraptor

Kamis, 23 Februari 2012

FLU BURUNG ???

Assalamualaikum Wr Wb
        Hai kawan,sobat,om,tante dll,pa kabar,semoga baek selalu, ane mau share lagi neh....,beberapa minggu belakangan daerah kami rame lagi masalah flu burung, semua yang punya unggas baik aneka burung,ayam,dll harus lapor ke dinas peternakan setempat untuk di periksa dan mendapatkan sertifikat yang membuktikan bahwa unggas yang dipelihara kondisinya sehat wal afiat,hemmm.....kebetulan para temen kicau mania sekitar pada ikut daftar, ane juga ikut daftarin, dan ternyata mudah lho.....,tinggal dateng ke kantor dinas peternakan dan kesehatan hewan daerah setempat, isi formulir,data tentang hewan peliharaan,ada sedikit tanya jawab seputar hewan piaraan, terus jadi deh.....,dapet 2 lembar, 1 stiker buat ditempel didepan rumah dari dinas peternakan dan kesehatan hewan setempat, 1 lagi sertifikat data kepemilikan hewan + kondisi  kesehatan hewan yang dipelihara,dan sertifikat ini berlaku untuk 6 bulan kedepan, intinya sih, untuk mengendalikan agar jangan terjangkit penyakit,apalagi Flu burung,adalah jaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar rumah, dan rutinkan semprot disinfektan/minggu/bulan untuk mengendalikan kuman,virus atau penyakit yang timbul baik untuk hewan yang kita pelihara ataupun juga bagi kita,
      Nah...kawan,ada artikel yang berkaitan dengan Flu burung,ane copy dari blog tetangga(muraibatusumatera.blogspot.com)dikutip lengkap dari tulisan Dr. drh, Edi Boedi Santoso, MP (Dosen Fakultas  Kedokteran Hewan UGM Yogyakarta)
Salam,
 Merespon adanya kasus flu burung di Indonsia yang telah menimbulkan panik dan rasa takut pada sebagian masyarakat serta cenderung menimbulkan konflik horizontal antara pemelihara unggas dengan warga sekitar dengan ini saya memberikan informasi berkaitan dengan Flu Burung.
 Dari berbagai literatur yang saya baca dan dari pengetahuan yang saya peroleh selama studi di Institut Unggas Tier Medizin, Ludwig Maximilians Universitaet Muenchen Jerman, diperoleh informasi bahwa:

1. Virus Avian Influenza (AI) tipe A subtipe H5N1 yang berasal dari ayam tidak dapat menular ke manusia karena adanya perbedaan reseptor sel ungas dan sel manusia untuk virus tersebut. Jika virus tersebut dapat menular, ke manusia maka yang berpeluang terinfeksi terlebih dahulu adalah para dokter hewan, peneliti virus AI-H5N1 di laboratorium, pemelihara ayam, pekerja kandang, pemotong dan penjual ayam.

 2. Anggapan bahwa semua unggas dapat terinfeksi AI-H5N1 adalah kurang benar karena virus tersebut terutama menyerang ayam, burung puyuh, kalkun, dan burung unta.

3. Sampai dengan saat ini belum ada bukti ilmiah yang menyetakan merpati, perkutut, derkuku, cendet, cucakrawa, murai batu, kutilang, parkit, kenari dan burung ocehan lainnya terinfeksi AI-H5N1. Jika aksi tindakan pemusnahan terhadap burung jenis tersebut merupakan tindakan yang kurang bijaksana dan cenderung merugikan masyarakat.

4. Entok, angsa, itik, dan unggas air di laut terbukti secara normal membawa virus AI-H5N1. Unggas air itu dapat hidup sehat dan normal meski di dalam tubuhnya dijumpai adanya virus tersebut. Pemusnahan unggas yang sehat merupakan tindakan yang kurang bijaksana. Unggas tersebut telah ribuan tahun menjadi tempat hidup virus AI-H5N1. 

5. Vaksinasi unggas dengan menggunakan vaksin AI H5N1 sejak tahun 1994 telah DILARANG di Jerman dan negara maju lainnya karena vaksinasi justeru dapat membahayakan kesehatan manusia. Vaksinasi di suatu daerah tidak dapat memusnahkan 100% virus AI H5N1 di daerah tersebut sehingga justeru berpotensi untuk memunculkan wabah virus pada unggas pada tahun berikutnya setelah vaksinasi.

6. Metode Rapid Test atau tes cepat tidak bisa dipakai untuk meneguhkan diagnosa terinfeksi AI H5N1.Tindakan pemusnahan unggas sehat yang didasarkan dari hasil uji dengan Rapid Test di lapangan sangat merugikan masyarakat.
 
Informasi di atas diberikan agar masyarakat dan pemerintah serta KOMNAS FLU BURUNG dapat menyikapi kasus Flu Burung dengan bijaksana.
 Salam,
 Dr. drh. Edi Boedi Santosa MP
Dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM

source artikel : Saefanie W