Senin, 21 Februari 2011

BEBERAPA PENYEBAB MURAI BAHAN MATI


Assalamualaikum, sori kawan, baru share lage nih, semoga bermanfaat
Sering kita jumpai, saat kita membeli burung murai, sampai dirumah, dirawat beberapa hari, sudah kelihatan seger ...eh...besoknya mati, ane coba sharing neh dari beberapa pengalaman ane dan temen temen kicau mania,sebagai berikut :
1. MB muda hutan ditangkap dengan cara di pancing/menggunakan kail ikan
kasus ini paling banyak terjadi.dimana para pemikat menangkap murai tidak menghiraukan kelangsungan hidup murai yang ditangkap, yang penting dapat banyak, dan duit mengalirrrrrr teruss, ini nih..yang merugikan lingkungan hidup burung dan para kicau mania yang membelinya...huhh..sebell, otomatis burung yang ditangkap menggunakan pancing ikan akan luka tenggorokanya, infeksi, sakit, dan mati, berdasarkan pengalaman para kicau mania, ini terjadi pada burung murai tangkapan dari LAMPUNG, JAMBI,BENGKULU,BORNEO ( Cat: kebanyakan, tidak semuanya lho..) yang dipengepul tidak dikarantina terlebih dahulu, dapat banyak langsung kirim, beda dengan murai dari MEDAN, ACEH sekitarnya biasanya pengepul mengkarantinanya terlebih dahulu, kurang lebih 3hari - 1 minggu, baru kemudian di kirim ( Tdk semuanya juga lho...)
Tips menghindarinya :
- Jangan beli MB bahan dari pedagang/sumber yang kaga jelas
- MB pancingan kurang nafsu makan karena efek luka pada kerongkongan, kita harus jeli MB yang kurang tertarik ketika diberikan EF ( Jangkrik, UH, Kroto dll ) kurang agresif makannya
- MB hasil pancingan cenderung tidak mengeluarkan suara kretekan, karena adanya luka di sekitar kerongkongan.(Tapi jangan berkesimpulan bahwa MB yang tidak mengeluarkan suara kretekan adalah MB hasil pancingan).
- Kalau terlanjur membeli, beri antibiotik yang diteteskan kekerongkongan burung, mudah2an sembuh he..he....

2. Kandang yang kurang sehat/kotor/terlalu lembab/kurang higienis

MB bahan biasanya di kondisikan full krodong, ga dirubah tempat gantung nya, shingga kalau tidak diperhatikan dengan seksama, akan muncul penyakit/bakteri yang dapat menggagu pernafasan si burung, makananpun cenderung mudah berjamur.
Sirkulasi udara yang rendah pada kandang yang dikondisikan full krodong juga bisa memicu MB mudah terjangkit virus yang bersumber dari kotorannya sendiri.
Full krodong juga bsa jadi sebab kita lupa mengontrol air minum burung, dan ingat selallu harus diganti setiap hari, karena aitr minum selalu kotor akibat bisajadi kotorannya sendiri atau paruhnya masih ada pur dan minum, sehingga air minum cepat kotor, jadi solusinya, jagalah kebersihan kandang dan cepuk air minum selama proses pengevoeran.

3. Penyumbatan Kotoran yang nempel pada dubur burung/ kloaka

kasus ini sering tidak terpantau, karena jarang dilihat, kotoran yang melakat pada dubur burung menempel, lama kelamaan mengeras, dan akhirnya menyumbat keluarnya kotoran, yang kalau ini terjadi dan tidak cepat ketahuan dan dibersihan, maka akan berakibat pada kematian.
Solusinya, tangkap MB tersebut dan bersihkan bagian duburnya dari kotoran yang melekat dengan cara membasuh bagian tersebut dengan air atau dengan air yang dicampur sirih untuk membersihalan kuman yang ada di dubur,
kalau kotoran sulit untuk dibersih kan karena sudah mengeras, bisa pakai gunting kecil untuk memotong bagian bulu di mana kotoran tersebut melekat.

4. Perubahan cuaca yang darstis dan ekstrim.

Cuaca yang berganti begitu cepet, kadang panas teriiiik sekali tiba tioba medung dan huja lebat, begitu seterusnya, maka burung terlihat MENGKROK ( kata orang jawa )
Pada kondisi tersebut, MB akan terlihat seperti meriang, di mana si MB cenderung akan memegarkan bulu-bulu halusnya.
Ini adalah tanda bahwa MB bahan belum bisa beradaptasi dengan perubahan cuaca yang cenderung ekstrim dan jika tidak diambil tindakan bisa berakibat fatal.
akibatnya, nafsu makan menjadi berkurang dan MB akan mudah sakit bahkan mati.
Solusinya, usahakan untuk tempatkan MB pada ruangan yang bersuhu konstan atau bisa menggunakan penerangan lampu listrik untuk membuat suhu menjadi hangat dan stabil.

5. Terlalu stress, dan berlanjut STRESSnya ketika dalam proses makan pur

Biasanya terjadi, ketika burung bahan yang sudah dibeli dan dirumah, ditaruh ditempat yang sepi, tapi tidak jarang tempat tersebut malah jadi buah simalakama kalau tidak intens memperhatikannya, karena adanya Faktor penggangu yang lain, (Tikus, Kucing, dll) atau pun terlalu berisik yang mengakibatkan burung selalu GABRAKKAN/ nabrak nabrak sehingga fisik capai. terkuras, drop dan nafsu makan turun, dan mati
Solusinya, cari tempat menggantung yang strategis, shingga kita selalu dapat mengontrol kondisi burung dan ketersediaan makanan burung, dan jauhi/ pastikan jauh dari jangkauan Hewan penggangu.

Demikian dulu, share nya semoga bermanfaat, disumberkan dari berbagai sumber rekan kicau mania,
Wasalamualaikum,---ImanSulaiman


Tidak ada komentar:

Posting Komentar